Anak Merantau ke Malaysia, Pasutri Lansia di Malaka Wilayah Perbatasan RI-RDTL Tinggal di Gubuk Reot Mirip Kandang Hewan
TIMORDAILY.COM, MALAKA – Kabupaten Malaka Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) termasuk salah satu kabupaten yang berbatasan langsung dengan Negara Democratic Timor Leste (RDTL) selain Kabupaten Belu, Timor Tengah Utara (TTU) dan Kabupaten Kupang.
Sebagai daerah perbatasan negara, masalah mendasar seperti kebutuhan akan pangan, sandang dan papan masih menjadi masalah serius dan seolah tak pernah tuntas ditangani.
Seperti halnya yang terjadi di Dusun Niamuti, Desa Tinumanu, Kecamatan Laenmanen, Kabupaten Malaka.
BACA JUGA : Polsek Lamaknen Sukses Amankan Pemilu 2019 di Dua Kecamatan Perbatasan RI-RDTL
BACA JUGA : Partai Nasdem dan Golkar Raih Kursi Pimpinan DPRD Belu, ini Sosok Wakil Ketua Menurut Ketua Nasdem
BACA JUGA : Perusahaan Milik Bupati Belu Willy Lay Bermasalah dengan Karyawan, Tak Bayar Hak Usai PHK
Di dusun ini, tinggal sepasang suami isteri yang telah lanjut usia (lansia) dalam gubuk reot yang lebih mirip kandang hewan.
Pasangan suami-isteri ini adalah Markus Riu Sako (120) dan Rofina Olin Mau (90an).
Informasi yang didapat oleh TIMORDAILY.COM, mereka berdua telah lama ditinggalkan keempat buah hati yang pergi merantau ke Negeri Malaysia sebagai Tenaga Kerja Indonesia (TKI) dan satunya tinggal bersama suami dan mertuanya.
Lebih mirisnya lagi keempat anak yang telah merantau sama sekali tidak pernah memberikan kabar kepada kedua orang tua mereka yang berada di tempat asal mereka.
Apalagi kiriman uang ataupun barang kepada kedua orang tua yang telah melahirkan mereka.
Sehingga mereka sama sekali tidak mendapatkan lagi kasih sayang dari anak-anak kandungnya.
Pantauan awak media ini kedua orang tua ini tinggal di sebuah gubuk kecil yang hampir roboh, Kamis (21/03/2019).
Apabila dilihat sepintas, rumah ini bisa dikatakan sebagai kandang untuk ternak.
Dinding rumah ini terbuat dari bebak dan bambu dengan beratapkan alang-alang dibawah pohon asam besar. Rumah ini pun beralaskan tanah sebagai lantai dasarnya.
Bagian luar rumah ini ditumbuhi rerumputan liar yang menjalar hingga ke dinding-dinding rumah yang sudah kelihatan kusam sekali.
Kamar tidur, tempat untuk masak, kamar makan dan tempat-tempat sebagai aktivitas dalam rumah, semuanya disatukan dalam gubuk yang dindingnya sudah sangat berjarak dan dapat ditembus oleh hawa dingin serta air hujan yang mengguyur.
Peralatan masak pasutri lansia di wilayah Perbatasan Negara RI-RDTL ini pun sangat sederhana dan terbatas sekali jumlahnya.
Kamar tidur dari pasangan suami-istri ini sangat tidak layak sebagai tempat beristirahat.
Terlihat hanya beralaskan tikar tipis diatas tempat tidur alami yang dibuat sendiri oleh kedua pasangan ini.
Dindingnya yang sudah berjarak, ditutupi dengan karung semen yang sudah tidak digunakan.
Akan tetapi mereka terlihat sangat menikmati dengan segala kesederhanaan yang ada pada diri mereka.
Masing-masing melakukan aktivitas yang bisa dilakukan oleh mereka.
Bapak Markus yang hanya bisa berada ditempat tidur karena sudah tidak bisa melihat dan berjalan.
Sedangkan ibu Rofina terlihat sibuk melayani sang suami dan melakukan pekerjaan rumah yang bisa dikerjakannya.
Kehidupan kedua orang tua lanjut usia ini ternyata belum bisa diperhatikan pihak-pihak terkait sehingga Tangan Tuhan pun datang lewat cara lain.
Dan saat ini pasangan suami-istri lanjut usia ini sudah mendapatkan bantuan yang lebih layak untuk tempat tinggal serta kelengkapan rumah.
Kepedulian Orang Muda Katolik dan Tentara Perbatasan
Keberadaan pasangan suami isteri lansia ini belum pernah mendapat sentuhan pemerintah setempat, maupun pemerintah daerah dan pusat.
Namun bukan berarti tidak ada yang peduli. Ada saja pihak yang peduli dan prihatin atas keadaan mereka.
Orang Muda Katolik (OMK) dari Paroki Santa Maria Fatima Nurobo menggandeng Satgas Pamtas RI-RDTL Sektor Barat Yonif Mekanis 741 Garuda Nusantara membangun rumah untuk pasangan suami-istri yang dilupakan kelima anak kandung di dusun Niamuti, Desa Tniumanu, Kecamatan Laenmanen, Kabupaten Malaka, Perbatasan Negara RI-RDTL.
Aksi Solidaritas dan Peduli Kasih ini bermula dari Keprihatinan Pastoral Para Misionaris Claretian yang bertugas di Paroki Sta. Maria Fatima Nurobo atas kondisi umat/jemaat yang miskin dan tak berdaya, baik secara fisik maupun secara ekonomi.
Keprihatinan Pastoral ini kemudian merasuki rasa yang menggerakan nurani untuk segera bertindak cepat, terlebih setelah melihat kondisi Pasangan Suami-istri, Markus Riu Sako (120 tahun) dan Ibu Rofina Olin Mau (90 tahun) yang tinggal di rumah sangat tak layak huni dengan penuh lumpur dan kotoran.
“Kami pun merasa tergerak hatinya oleh belas kasihan dan mulai merencanakan pembangunan rumah, walaupun hanya bermodal keberanian tanpa dana awal yang besar dengan tiga juta rupiah,” ungkap Pendamping Moderator Pater Alexius Kedi, CMF dalam sambutannya pada acara peresmian rumah Bapak Markus Sako, Kamis (21/03/2019).
Para Pastor yang bertugas di Paroki Sta Maria Fatima Nurobo pun mulai berdialog dengan umat Niamuti supaya dengan segenap tenaga, hati, jiwa, raga membantu membangun rumah yang layak huni bagi Bapak Markus dan Ibu Rofina.
“Koordinasi itupun diputuskan untuk Orang Muda Katolik Nurobo dan warga setempat bekerja membangun rumah sejak 18 Februari 2019 serta mendapatkan berbagai dana bantuan dari para donatur”, kata Pater Alexius.
Sebagai Kelompok Milenial yang biasanya bermain Media Sosial, perjalanan Bedah Rumah ini pun selalu dipresentasikan baik pada Facebook maupun WhatsApp dan akhirnya bantuan datang di luar perkiraan juga ada melalui kehadiran kehadiran para sahabat TNI khususnya Satgas Pamtas RI-RDTL Sektor Barat Yonif Mekanis 741/GN Pos Motamasin.
“Waktu itu bapak Komandan Sulaiman dan bapak Ahmad datang langsung untuk mengecek di Lokasi Niamuti, Desa Tniumanu pada Tanggal, 11 Maret 2019, Ialu bertemu para pastor di Pastoran Paroki Nurobo untuk menawarkan kerja sama dari segi tenaga kerja dan dana.
Kerja sama tim pun berjalan. Kami sangat bersyukur atas bantuan para donator, dermawan, serta kehadiran sahabat-sahabat Orang Muda Katolik Nurobo dan Umat Niamuti serta Satgas Pamtas 741 Garuda Nusantara yang telah bekerja maksimal sehingga rumah untuk kedua pasangan Suami-istri istri yang sudah lanjut usia ini siap dihuni,” pungkasnya.
Sementara itu Camat Laenmanen Blasius Berek Bau saat ditanyai awak media ini terkait ada tidaknya bantuan yang pemerintah berikan kepada pasangan Suami-istri yang memang sangat membutuhkan bantuan ini, dirinya mengatakan bahwa mungkin sudah pernah ada datanya namun tidak bisa diakomodir karena terlalu banyak keluarga yang miskin sehingga akan dapat pada tahap berikutnya.
“Sudah, mungkin ada datanya. Hanya karena pertimbangan mungkin terlalu banyak, iya toh. Mungkin secara bertahap,” katanya.
Apabila tahun ini masih ada keluarga yang betul-betul membutuhkan bantuan serupa maka akan digunakan Dana Desa setempat untuk menyalurkan bantuan.
“Bila tahun ini masih ada keluarga yang butuh seperti ini maka mungkin kita intervensi dengan Dana Desa,” imbuh Camat Blasius. (Ron/TIMOR DAILY/TIMORDAILY.COM)
Editor : Fredrikus R. Bau