Bupati Belu Willy Lay Minta Tutor PAUD Tanamkan Nilai Patriotisme dan Nasionalisme kepada Anak-anak di Wilayah Perbatasan RI-RDTL
TIMORDAILY.COM, ATAMBUA – Lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) memegang peranan penting dalam pendidikan dan pembinaan anak usia dini.
Karena itu, para tutor PAUD harus memiliki kompetensi yang memadai agar bisa maksimal mendidik dan membina anak-anak PAUD.
Khusus untuk tutor PAUD di wilayah Kabupaten Belu, diminta untuk menanamkan nilai-nilai budaya, nilai patriotisme dan nasionalisme sejak dini kepada anak-anak.
Hal ini penting karena Kabupaten Belu adalah wilayah yang berbatasan langsung dengan negara Timor Leste.
“Selain nilai budaya tanamkan juga jiwa patriotisme, nasionalisme pada diri anak-anak yang ada di perbatasan. Selain itu tanamkan juga fundamentalis pada diri anak. Peran orang tua sangat penting mendiidik, membina anak di rumah. Didik yang baik agar mereka tumbuh sehat dan cerdas,” kata Bupati Belu Willy Lay dalam sambutan saat membuka Workshop Peningkatan Kapasitas Gugus Tugas PAUD HI Tingkat di Kabupaten Belu di Aula Susteran SSps (26/4/2019).
Dikatakannya, Pendidikan Anak Usia Dini (Paud) suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun.
Upaya ini dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan mental dalam memasuki pendidikan usia lanjut.
Kegiatan yang diprakarsai Save the Children ini, lanjut Bupati Willy Lay, sangat penting bagi kita semua khususnya bagi para Bunda Paud, tutor, kader Desa dan Posyandu yang ada di wilayah Belu perbatasan Indonesia-Timor Leste.
Anak-anak Paud itu harus mendapatkan hak yakni pelayanan pendidikan yang layak dan setara.
“Ini luar biasa perhatian Save the Children untuk Kader Posyandu dan pengelola Paud. Kalian ini negara titip untuk membina, membimbing anak-anak generasi emas menjadi baik ke depan, dan ini tanggungjawab besar tidak saja pengelola Paud tapi kita semua orangtua,” tandas Lay.
Menurutnya, membentuk generasi emas tidak bisa secara tiba-tiba, perlu pembiasaan secara terus menerus dan melalui keteladanan.
Penanganan harus bersifat holistik dan integratif serta melibatkan keluarga, masyarakat dan Pemerintah.
Yang menjadi terpenting jelas Lay adalah meningkatkan kompetensi tutor Paud sehingga mereka dapat mengajari dan mendampingi anak sesuai dengan kurikulum 13 Paud serta penuh kasih sayang.
Untuk diketahui, Save the Children bekerja sama dengan H.M Foundation dan Pemerintah Daerah Belu menggelar Workshop Peningkatan Kapasitas Gugus Tugas PAUD HI Tingkat di Kabupaten Belu perbatasan RI-RDTL, (26/4/2019).
Kegiatan dihadiri Field Manager Save the Children, Harun Anggo,
Bupati Belu, Willybrodus Lay, Bunda Paud Kabupaten Belu, Kadis Pendidikan dan Kebudayaan Belu serta peserta para Tutor, Kader Posyandu, Kader Desa, Bunda Paud.
Menurut Field Manager Save the Children, Harun Anggo kegiatan workshop penguatan kapasitas gugus tugas Paud diikuti para Tutor sebanyak 15 orang, Kader Desa 15 orang, Kader Posyandu 15 orang serta Bunda Paud 15 orang yang berjumlah 60 orang yang ada di wilayah Belu.
Dikatakan bahwa, anak merupakan generasi emas masa depan bangsa.
Oleh karena itu anak sejak dini sangat penting untuk dibimbing, dibina pendidikannya serta kesehatan.
Anak yang sejak lahir hingga usia 6 tahun merupakan generasi emas yang perlu dibimbing, dibentuk, dibina dari awal agar mereka terbiasa dan dibiasakan mencintai lingkungan, menjaga kebersihan, sopan santun dengan proses-proses pembiasaan yang terus menerus ditanamkan.
“Peran kita semua penting dalam menyiapkan mental anak sejak dini untuk pendidikan dan harus didorong dengan kesehatan, sehingga anak selain cerdas juga sehat jasmani rohani untuk melaksanakan pendidikan hingga ke jenjang sekolah tinggi,” ujarnya. (TIMOR DAILY/TIMORDAILY.COM)
Editor ; Fredrikus R. Bau