News  

Freny Taolin Gagas Pengembangan Keterampilan UMKM di Wilayah Perbatasan RI-RDTL

Freny Taolin Gagas Pengembangan Keterampilan UMKM di Wilayah Perbatasan RI-RDTL
Freny Taolin Gagas Pengembangan Keterampilan UMKM di Wilayah Perbatasan RI-RDTL

TIMORDAILYNEWS.COM – Ketua Dekranasda Kabupaten Belu, Dra. Freny Sumantri Taolin yang akrab disapa Bunda Freny menggagas pengembangan ketrampilan para pelaku UMKM, khususnya Pengrajin Ukir dan Anyaman di wilayah perbatasan RI-RDTL, dengan menggandeng Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia (Kemendagri) untuk melaksanakan Bimbingan Teknis (Bimtek) Kerajinan Kayu dan Serat Alam Berbasis Lingkungan.

Bimtek yang diikuti 50 Kelompok Pengrajin Binaan Dekranasda Kabupaten Belu ini dilaksanakan di Ballroom Hotel Matahari Atambua selama 3 (tiga) hari, yang dimulai sejak 12-14 Oktober 2023.

Ketua Dekranasda Kabupaten Belu, Dra. Freny Sumantri Taolin pada kesempatan itu mengaku bangga atas pelaksanaan bimtek yang digelar pihak pemerintah pusat. Kegiatan tersebut menurutnya, sudah dinanti-nantikan sejak lama.

“Kegiatan ini merupakan mimpi besar saya untuk mengorganisir aktivitas para pelaku UMKM secara baik di wilayah Kabupaten Belu tercinta ini. Sehingga suatu saat kita sudah memiliki pelaku-pelaku UMKM yang dapat menghasilkan karya-karya yang bisa diterima, baik oleh pasar lokal maupun Mancanegara,” ungkap Bunda Freny

Terselenggaranya kegiatan ini juga merupakan bukti dukungan pemerintah pusat yang sangat luar biasa terhadap 50 kelompok pelaku UMKM Binaan Dekranasda Kabupaten Belu.

“Instruktur-instruktur yang kita datangkan saat ini sangat profesional dan memiliki skill yang mumpuni, di mana hasil-hasil karya mereka sudah menembus pasar Mancanegara,” jelas Bunda Freny.

Oleh karena itu, kata Bunda Freny bahwa, para pelaku UMKM Binaan Dekranasda Kabupaten Belu sudah siap untuk dilatih dan diasah keahlian atau ketrampilannya, sehingga bisa menghasilkan karya-karya berkualitas yang diterima oleh pasar Mancanegara.

“Kami berharap agar para peserta atau pelaku UMKM dapat berlatih secara sungguh-sungguh, untuk meningkatkan kualitas produk mereka, sehingga dapat memberikan manfaat bagi pengembangan UMKM khusus bagi para pengrajin di daerah ini.

“Saya harap agar para peserta tidak menyia-nyiakan kesempatan yang berharga ini, sehingga setelah selesai nanti mereka bisa menjadi pelaku UMKM yang berhasil dalam meningkatkan pendapatan ekonomi keluarga dan bagi daerah ini,” katanya.

Bunda Freny juga menyampaikan terima kasih kepada Kementerian Dalam Negeri melalui Direktur Sinkronisasi Urusan Pemerintah Daerah III atau Ditjen Bina Pembangunan Daerah yang telah melaksanakan kegiatan tersebut.

Ia juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh stakeholder terkait yang telah membantu menyukseskan pelaksanaan kegiatan ini.

“Sebagai langkah awal, pelatihan yang diikuti oleh 25 orang pengrajin ukir dan 25 orang pengrajin anyaman ini harus serius dan fokus untuk bisa memberikan hasil yang baik. Aktifitas ini juga dapat berkelanjutan sesuai hasil monitoring pemerintah pusat,” ucap Bunda Belu, yang getol memperjuangkan brand produk-produk lokal untuk lebih dikenal luas di Indonesia dan Mancanegara ini.

Sementara itu Direktur Sinkronisasi Urusan Pemerintah Daerah III KDN, Dr. Dra. Hajah Erliani Budi Lestari, M.Si menyampaikan bahwa bimtek ini terlaksana melalui suatu proses yang sangat panjang.

Hal itu dimulai dari usulan Pemerintah Kabupaten Belu melalui Ketua Dekranasda, bahwa di daerah ini sangat membutuhkan bantuan dari pemerintah pusat untuk meningkatkan kualitas produk kerajinan sehingga bisa memenuhi standar ekspor.

“Selama ini tidak ada kegiatan semacam ini, sehingga kami dari Kemendagri bersama Dirjen Bina Pangda dan BNPP mulai merancang kegiatan bimtek yang akan ditujukan kepada 50 kelompok Pelaku UMKM yang ada di Kabupaten Belu,” jelas Doktor Hajah Herliani.

Iapun berharap agar dengan adanya bimtek ini maka para pelaku UMKM yang berada di Kabupaten Belu dapat meningkatkan pengetahuan, wawasan dan keterampilannya untuk mengolah produk-produk yang berlimpah disini menjadi produk yang bernilai ekonomis tinggi, berdaya saing dan diterima pasar dunia.

“Para peserta ini akan dibagi menjadi dua kelompok, yakni kelompok kerajinan kayu dan serat alam. Semuanya harus berbasis ramah lingkungan, dengan memanfaatkan bahan baku yang ada. Semoga bimtek ini tidak berhenti di sini saja, harus ada tindaklanjutnya kedepan, karena produk kita ini harus disukai oleh masyarakat dunia, sehingga diperlukan pola pendampingan Bapa Asuh dan pendanaannya,” imbuh Doktor Erliani Budi Lestari.

Informasi, narasumber profesional yang didatangkan antara lain, Ryan Robiandi selaku Sekretaris Yay

asan Kumala, Tumijo dan Sri Astiati sebagai Pelatih Kerajinan Serat Alam pada Natura Home Deco, Kuswara sebagai Pelatih pada Yayasan Kumala dan Ekawati Prayogo selaku Direktur PT Piviko Manunggal. Turut hadir pada kesempatan tersebut Asisten Deputi Potensi Kawasan Perbatasan Laut BNPP, Farida Kurnianingrum. (Prokopimbelu/TIMOR DAILY/TIMORDAILYNEWS.COM)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *