Hari Ini Napi Terorisme Budi Purnomo Bebas Dari Lapas Atambua Batas RI-RDTL, Langsung Dipulangkan ke Jawa
TIMORDAILY.COM, ATAMBUA – Salah satu napi terorisme (Napiter) Budi Purnomo hari ini, Senin (22/4/2019) pukul 08.00 Wita bebas dari Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas II B Atambua, Kabupaten Belu wilayah perbatasan Indonesia-Timor Leste.
Bebasnya Napiter Budi Purnomo alias Indraji alias Idham Wijaya disampaikan Kepala Lapas Kelas II B Atambua, M. Ridwantoro kepada media di Kantor Lapas selesai pemberangkatan Napiter tersebut.
Bebasnya Napiter Budi Purnomo dibuktikan dengan penyerahan Surat Bebas oleh Kalapas Kelas II B, M. Ridwantoro yang dihadiri Dandim 1605/Belu, Letkol Inf Ari Dwi Nugroho, Kuasa Hukum Napiter Farid Ghozali dan Dodiek Kurniawan, Kasat Intel Polres Belu, AKP Didid Agustyawan dan Kasi Intel Kejari Belu, Kasi Intel Kejari Belu, John M Purba.
Untuk diketahui, Napiter Budi Purnomo alias Indraji, alias Idham Wijaya ditahan di Lapas Atambua wilayah perbatasan Indonesia dengan Timor Leste sejak tanggal 23 Desember 2015 silam.
Napiter Budi bebas murni setelah jalani hukuman 3 tahun 4 bulan di Lapas Atambua.
Selesai penyerahan Surat Bebas, jelas Ridwantoro, Napiter Budi Purnomo langsung diberangkatkan ke Bandara A.A Bere Tallo Haliwen menggunakan kendaraan dengan pengawalan ketat dari Arapat Polres Belu.
Selanjutnya Napiter bersama kuasa hukum menggunakan pesawat penerbangan pertama pukul 09.00 Wita terbang menuju kota Surabaya dan akan menuju ke Yogyakarta.
Kapalas Ridwantoro meminta kepada Napiter Budi Purnomo bahwa, agar setelah dapat melakukan perubahan dalam hidup bermasyarakat.
Sebelumnya dilansir Kompas.com, Narapidana kasus teroris, Priyo Budi Purnomo alias PHP (31) dipindahkan dari Rutan Mako Brimob Kelapa dua Depok menuju Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Klas IIB Atambua, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur (NTT), Jumat (8/9/2017).
Pemindahan tahanan itu dibenarkan Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Provinsi NTT, Muhammad Diah.
Namun Diah enggan menjelaskan secara rinci soal pemindahan itu karena sedang berada di luar negeri.
“Maaf saya sedang di Mekah. Nanti konfirmasi sama Kepala Divisi Pemasyarakatan,” katanya melalui pesan pendek, Jumat malam.
Informasi yang berhasil dihimpun, napi teroris Priyo dikawal ketat personel Brimob. Ia tiba di Bandara El Tari Kupang dengan menggunakan Pesawat Batik Air.
Dari Bandara El Tari Kupang, Priyo diterbangkan menuju Atambua dengan menggunakan Pesawat Wings Air.
Setelah setengah jam penerbangan, Priyo yang masih dalam pengawalan ketat aparat keamanan, tiba di Bandara A A Bere Tallo Atambua dan dijemput Kepala Lapas Klas IIB, Mohammad Ridwantoro dan petugas Lapas Klas IIB Atambua beserta aparat Polres Belu.
Selanjutnya Priyo dibawa menuju kamar Blok Mapenaling (Massa Pengenalan Lingkungan) selama seminggu.
Untuk diketahui, Priyo bersama dua orang rekannya, diamankan Densus 88 Polri.
Mereka diduga akan melakukan pengeboman di Surabaya, Jawa Timur pada bulan Ramadan 2016 lalu.
Saat itu Priyo dipersiapkan sebagai ‘pengantin’ atau pelaku bom bunuh diri dengan sasaran anggota Polri.
Priyo Budi Purnomo mulai ditahan 23 Desember 2016 setelah divonis penjara 3 tahun 4 bulan oleh Pengadilan Negeri Jakarta Timur.
Begini Rencana Terduga Teroris Meledakkan Bom di Surabaya
Dikutip dari Tempo.co, Kepala Divisi Humas Mabes Polri Inspektur Jenderal Boy Rafli Amar mengatakan terduga teroris ditangkap di Surabaya, Rabu, 8 Juni lalu, berencana meledakkan bom di Surabaya.
“Rencana aksi teror (dilangsungkan) pada 17 Ramadan,” kata Boy di kantornya, Kamis, 9 Juni 2016.
Tiga terduga teroris ini adalah Priyo Hadi Purnomo yang disingkat menjadi PHP, BRN alias Jeffy (JF) alias F, dan Ferry Novendi (FN). Boy mengatakan mereka akan meledakkan bom di tempat ramai.
Sasarannya adalah polisi yang bertugas di sekitar tempat itu.
Menurut pemeriksaan terduga teroris, rencana pengeboman sudah dimulai sejak 2014.
PHP yang baru saja keluar dari penjara di Lembaga Pemasyarakatan Porong menyebarkan ideologi radikalisme kepada JF yang masuk daftar pencarian orang Kepolisian Resor Malang.
Hal ini juga dilakukannya kepada F, warga sipil di Surabaya. Sebelumnya, mereka bukan bagian dari kelompok teroris.
Boy mengatakan terduga teroris sudah menyurvei pos polisi yang berada di Jalan Mirarah Galaxy. Bom rencananya diletakkan di pos polisi itu.
Lalu, bom diledakkan menggunakan sensor cahaya.
“Bom diletakkan pada malam hari, sedangkan saat matahari terbit, bom akan meledak,” ucap Boy.
Ia melanjutkan, jika gagal, bom akan diledakkan menggunakan pemicu ponsel.
Jika masih gagal, ketiga pelaku akan masuk ke pos polisi menggunakan rompi bom bunuh diri.
Boy bersyukur karena Detasemen Khusus 88 Antiteror Mabes Polri bisa menghalau upaya mereka. Terduga teroris ini digerebek kemarin.
“Mudah-mudahan berikutnya bisa kami cegah. Sejumlah warga bisa kami selamatkan,” katanya.
Barang bukti yang disita polisi ialah tiga bom yang siap diledakkan, dua pucuk senjata api laras panjang, satu pucuk senjata api laras pendek, empat butir amunisi senpi laras pendek, sangkur, pistol yang digunakan untuk pemicu bom, bahan peledak seperti high explosive (HMTD), cairan kimia, timbangan, dan alat pembuat bom. (TD)
Editor ; Yan Bau