TIMORDAILY.COM, OPINI – Dengan usainya pengumuman dari Mahkamah Konstitusi RI akan sengketa hasil pilkada Malaka, maka usai sudah hasil sengketa itu yang dimenangkan oleh pasangan calon bupati dan wakil bupati 01 Malaka dengan tagline SAKTI ( SNKT ) sebagai bupati dan wakil bupati
pada 24 Maret 2021 yang lalu.
Resonansi ini belum berani mengatakan bahwa Malaka sedang memasuki era baru yang lain dengan era sebelumnya yang pro-rakyat.
Yang mungkin aman dan elegan untuk dituliskan saat ini adalah kita telah punya PEMIMPIN BARU dengan HARAPAN BARU pilihan rakyat dan sekaligus kemenangan koalisi kerakyatan yang sangat antusias dari masyarakat luas terhadap sosok SNKT ini.
Apakah Malaka sedang menapaki era baru yang benar-benar pro-rakyat seperti yang dijanjikan? bulan-bulan mendatang yang akan memberikan jawaban.
Menurut agama, janji itu adalah utang yang wajib dibayar. Janji-janji disaat masa kampanye dari para paslon pilkada Malaka telah masyarakat dengar, janji bagi pemerataan keadilan dan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Malaka masih merupakan tugas bagi SNKT untuk diwujudkan ke depan sesuai janji-janji kampanye.
Sesuatu yang berat, tetapi sungguh sangat mulia. Itulah tujuan utama kemerdekaan pertiwi Malaka.
Pemimpin sejati bukanlah yang piawai menjual tampang, tetapi yang siap kerja..kerja..dan kerja untuk berdarah-darah membenahi sistem birokrasi pemda malaka yang telanjur rusak dalam pertarungan untuk membela kepentingan rakyat.
Saat tulisan ini dirancang, penulis belum tahu persis apakah para pembantu dalam kabinet SNKT adalah para patriot-petarung, sosok pejabat publik yang sangat kita perlukan saat ini.
Harapan baru harus secepatnya diwujudkan menjadi era baru, di mana demokrasi menjadi pilar utama untuk kesejahteraan rakyat, bukan untuk kesengsaran rakyat.
Karena itu, di awal masa jabatannya SNKT perlu sangat hati-hati sambil banyak merenung, membaca sejarah awal berdirinya DOB Malaka mendekatkan pelayanan secara mendalam, jangan sampai terlena oleh antusiasme sambutan rakyat Malaka yang luar biasa terhadapnya, hampir di seluruh Malaka.
Jika harapan tinggi ini dijawab dengan program-program konkret yang langsung menyentuh nasib akar rumput, maka boleh jadi era baru itu bukanlah sebuah mimpi.
Jangan sampai kultur amnesia (biasa lupa) seluruh rakyat Malaka dijadikan perisai untuk tidak menepati janji.
Mayoritas publik rakyat malaka mendukung terhadap keputusan SNKT mereshuffle kabinetnya dalam program kerja jangka pendek 100 hari kepemimpinan SNKT yakni dengan cara audit internal dan external mulai dari Kepala Desa, Camat, para Kadis, Badan sampai dengan mantan Bupati.
Kepada pemimpin baru harapan baru digantungkan. Publik punya ekspektasi berlebih terhadap mereka. Harapan itu berupa kinerja aparatur yang baik dan kebijakan yang memihak terhadap kepentingan rakyat.
Pemimpin baru diharapkan memiliki terobosan program yang langsung menyentuh terhadap pokok persoalan yang tengah dihadapi rakyat.
Mulai dari persoalan pandemi, pendidikan, ekonomi hingga ancaman konflik horizontal SARA di antara sesama anak bangsa.
Bangunlah jembatan hati antara rakyat dengan pemimpin baru. Tentu harapan baru ini akan terwujud ketika fungsi organisasi di Pemerintah Daerah Kabupaten Malaka ini beroperasi sesuai porosnya. Ada perencanaan program, realisasi dan kemudian evaluasi.
Kelemahan kita selama ini memang tertutup rapih. Nyaris tak ada evaluasi terhadap setiap program yang terealisasi. Bagi mereka yang penting terealisasi.
Apakah tepat sasaran atau tidak, tidak menjadi soal bagi mereka. Dan harapan rakyat ini akan terwujud apabila para Aparatur Pemerintah Daerah Malaka mampu menangkap cita-cita politik SNKT dan mampu menerjemahkannya ke dalam program-program SAKTI di setiap lembaga dinas, badan yang ada di Malaka.
Bukan malah bekerja sesuai isi otak dan isi perutnya masing-masing dan semaunya, sehingga cita-cita SNKT tidak terealisasi dan tidak dirasakan manfaatnya oleh public rakyat itu sendiri.
Dengan demikian, para ASN berarti gagal menjadi tim kerja SNKT.
Sebenarnya maunya rakyat itu kalau dipikir secara halus dan secara sederhana saja, harapan renu Malaka kepada para pejabat pemangku kepentingan ini sangatlah sederhana.
Cukup mereka tidak melakukan korupsi, tidak merampok uang rakyat dan tidak merampas hak-haknya. Selebihnya, tetaplah rakyat yang berjibaku dengan kemiskinan dan kemelaratan.
Penulis: Marselus Mali Leto, S.Ag, M.Pd (ASN asal Kletek – Malaka, Pemerhati Sosial Pendidikan, Alumnus Pascasarjana Undana)