TIMORDAILYNEWS.COM, ATAMBUA – Presiden Jokowi adalah orang pertama yang mendapatkan vaksin semenjak vaksinasi Covid-19 dimulai secara massal pada tanggal 13 Januari 2021 lalu.
Langkah vaksinasi ini sebagai upaya pemerintah mengendalikan ekskalasi kasus covid-19 di Indonesia yang telah mewabah sejak akhir tahun 2019.
Bersamaan dengan itu, pejabat publik yang menjadi prioritas untuk mendapatkan vaksin covid-19 ini. Selain pejabat publik, tenaga kesehatan dan juga TNI serta Polri sebagai petugas pelayanan publik juga menjadi prioritas sasaran vaksin. Sedangkan wartawan yang masuk kelompok rentan karena tugas di lapangan dan selalu berinteraksi dengan banyak orang, tidak menjadi prioritas.
Hal ini berbeda dengan yang terjadi di wilayah perbatasan negara RI-RDTL yakni Kabupaten Belu, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).
Dilansir Media Kupang, vaksinasi covid-19 perdana baru dilakukan pada Kamis tanggal 4 Februari 2021 bertempat di Rumkitban Atambua.
Ada 10 pejabat publik yang menjadi prioritas pertama sasaran vaksinasi covid-19. Dan dalam 10 pejabat itu, ada perwakilan wartawan.
Unsur wartawan ini diwakili Ketua Persatuan Jurnalis Belu Perbatasan (Pena Batas) RI-RDTL, Stefanus Dile Payong. Sedangkan 9 pejabat lainnya adalah Bupati Belu, Willy Lay serta sejumlah pimpinan OPD lainnya.
Stefanus kepada media ini menyampaikan kepada pemerintah setempat yang telah memberi prioritas pertama kepada wartawan di Rai Belu.
Menurutnya, wartawan adalah profesi yang sangat rentan terinfeksi virus corona karena selalu berinteraksi dengan banyak orang di luar rumah.
“Terkait dengan vaksin hari ini sebagai salah satu perwakilan pekerja media yang bertugas di wilayah kabupaten belu yang berbatasan langsung dengan Negera Timor Leste, saya mengucapkan terimakasih kepada pemerintah dalam hal ini dinas kesehatan,” ujar Stefanus yang adalah kontributor inews dari grup mnc.
Stefanus mengungkapkan, saat akan divaksin, dirinya merasa gugup karena karena terpengaruh dengan banyaknya informasi yang beredar.
“Memang sebelum divaksin ada rasa gugup dan ketakutan bagaimana efek dan dampak dari vaksin ini. Namun stelah mendapat penjelasan dan divaksin secara pribadi saya merasa senang dan juga bangga kita pekerja media masih diperhatikan dalam pemberian vaksin hari ini,” ungkapnya.
Dia berharap, seluruh masyarakat Kabupaten Belu agar bersedia divaksin jika saatnya tiba. Dan meskipun sudah mendapatkan vaksin diharapkan tetap mematuhi prokol kesehatan, hal ini demi memutus mata rantai penyebaran virus covid-19 yang semakin hari semakin meresahkan masyarakat.
Terpisah, Sekretaris BKKBN Belu, drg. Ansilla Ekamutty sebagai salah satu pejabat yang menerima vaksin covid-19 menyampaikan terimakasih kepada Pemkab Belu yang memilih dirinya sebagai satu-satunya wanita pertama di Kabupaten Belu yang menerima vaksin covid-19.
“Tadi kami sudah vaksin, ada 10 orang. Wanita saya sendiri. Wartawan juga dipilih sebagai penerima. Pejabat (plt) Kadis Kesehatan ingat wartawan,” kata Mantan Direktur RSUD MGR. Gabriel Manek Atambua ini.
Kepala Dinas Infokom Belu, Johanes Andes Prihatin yang juga salah satu pejabat penerima vaksin mengungkapkan rasa senangnya pasca menerima vaksin.
Melalui akun facebooknya, Johanes Andes P, dia mengatakan sebelum menerima vaksin, dirinya bersama sejumlah pejabat melalui tahapan screening untuk memastikan kondisi penerima vaksin.
“Hari ini bertempat di Rumah Sakit Tentara Atambua, saya mendapat suntikan vaksin Covid-19 Sinovac sebagai bagian program pemerintah untuk percepatan pemberantasan Covid-19. Sebelum menerima suntikan, saya melalui tahapan screning, setelah menerima suntikan, harus berdiam selama 30 menit diobservasi untuk mendeteksi apabila ada gejala ikutan. Puji Tuhan, semuanya berjalan lancar dan suntikan dosis kedua akan saya dapatkan 14 hari kemudian,” tulisnya.
Beberapa saat kemudian, Johanes kembali mengupdate di wall FBnya bahwa vaksin sinovac ini sangat aman dan telah melalui tahapan uji klinis.
Menurutnya, merujuk pada pendapat berbagai institusi yang berwenang, vaksin ini sangat aman, walaupun dalam beberapa uji klinis di beberapa negara terdapat efek samping seperti demam, nyeri ringan dan kelelahan. Semua itu tidak berbahaya dan merupakan efek vaksin pada umumnya.
“Justru dengan menerima vaksin, manfaatnya akan sangat besar bagi pencapaian imunitas kelompok (herd immunity). Berikut beberapa manfaat vaksin COVID-19: yakni Menciptakan respon antibodi untuk sistem kekebalan tubuh, Mencegah terkena virus COVID-sebab tubuh individu akan kebal pada SARS-CoV-2. dan Melindungi orang-orang di sekitar kita,” tulisnya.
Pelaksana Tugas (Plt) Kadis Kesehatan Kabupaten Belu, Florianus Nahak dalam kesempatan itu mengatakan, wartawan diprioritaskan mendapat vaksin covid-19 karena selalu bertugas memberitakan kepada publik.
“Para pekerja media patut kita suport dan kita dukung kerena media selalu melakukan tugas mereka dengan memberitakan kepada seluruh lapisan masyarakat tentang pemerintah. Untuk itu media juga harus menjadi prioritas dalam pemberian vaksinasi kali ini,” ujarnya.
“Ini bukan vaksinasi biasa tapi ini sudah menjadi program nasional dan di Kabupaten Belu hari ini sudah di lakukan. Dengan pencangan pertama 10 orang, di antaranya pekerja media. Dan kita bersyakur meskipun setiap hari menjalankan tugas di lapangan namun pada saat ini pekerja media dinyatakan sehat dan lolos dalam penerimaan vaksin kali ini,” tambahnya.
Bupati Belu, Willy Lay dalam kesempatannya mengatakan Pemkab Belu hanya ingin menggambarkan bahwa semua orang termasuk wartawan punya hak untuk mendapatkan vaksin. (MEDIA KUPANG/ TIMOR DAILY/TIMORDAILYNEWS.COM)