TIMORDAILY.COM, MALAKA – Mata air Tubaki merupakan salah satu sumber air bersih bagi sebagaian besar warga di Kabupaten Malaka, tepatnya warga Desa Wehali dan Warga Desa Kamanasa, Kecamatan Malaka Tengah, Kabupaten Malaka, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).
Sudah sejak lama, warga bergantung pada sumber air ini, baik untuk kebutuhan air bersih maupun sekadar mandi di sumber air ini. Mata air ini tidak pernah kering meski di musim kemarau.
Meski menjadi sumber air bagi warga sekitar, Mata Air Tubaki ini masih jauh dari perhatian pemerintah, baik pemerintah desa maupun pemerintah kecamatan hingga pemerintah kabupaten.
Selain bak penampung yang sudah rusak, tumpukan sampah di sekitar sumber air ini menjadi pemandangan menyedihkan. Padahal, jika dirawat secara baik, sumber air ini juga bisa menjadi salah satu obyek wisata yang bisa melengkapi destinasi wisata Gua Maria Tubaki.
Pantauan wartawan timordaily.com pada hari kami (31/21/2020) lalu, sumber air yang terletak persis di pinggir jalan utama menuju Betun, Ibukota Kabupaten Malaka ini terkesan kumuh. Banyak tumpukan sampah plastik di sekitarnya.
Salah satu Warga Malaka, Anrianus Seran menyatakan sangat prihatin dengan keadaan tempat ini yang sangat tidak terawat oleh Pemda Malaka dan pemdes.
“Mata air ini sudah sejak lama ada, dan dimemanfaatkan oleh maryarakat sekitar untuk kebutuhan sehari-hari seperti digunakan untuk mencuci pakian, mandi, masak dan kebutuhan lain,” ujarnya.
Menurutnya, Mata Air Tubaki ini sangat bermanfaat bagi masyarakat Malaka khususnya masyarakat Wehali dan masyarakat Kamanasa jika dirawat dan dijaga dengan baik oleh Pemda maupun Pemdes.
Namun, lanjutnya, kondisi mata air ini justru tidak terawat dan dipenuhi sampah sehingga berdampak pada tingkat kejernihan air.
“Dan kami sebagai masyarakat sudah tentu meminta dan mengharapkan kepada Pemerintah Kabupaten dan Pemerintah Desa untuk menata tempat ini. Karena ini bagian dari wajah atau penampilan Kota Betun, Ibukota Kabupaten Malaka,” ujarnya.
Sekretaris Desa Wehali, Rony Seran yang dikonfirmasi terpisah, Kamis (31/12/2020) mengungkapkan, penataan Mata Air Tubaki belum bisa dilakukan karena masih menunggu rencana tata ruang wilayah (RTRW) Kabupaten Malaka.
“Kita dari Desa Wehali masih menunggu RTRW yang sementara masih di Bappeda,” ungkapnya Sekdes Rony Seran (31/20/2020).
Untuk itu, lanjutnya, terkait penataan menjadi tempat wisata belum direncanakan karena harus dilihat secara menyeluruh bagaimana Penataan Tata Ruang Kota Betun dan sekitarnya.
“Hal ini menjadi penting agar tidak tumpang tindih terkait penataannya, termasuk akses keluar masuk area Mata air Tubaki.
Makanya selama ini Mata Air Tubaki hanya dimanfaatkan untuk ketersediaan air minum dan mandi – cuci bagi warga yang tinggal di sekitar mata air tubaki dan warga desa sekitar,” urianya.
Selain belum adanya RTRW, lanjut Sekdes Rony Seran, kendala berikut soal jalur jalan perlu dibuka ruas jalan lain agar ketika selain dimanfaatkan menjadi tempat wisata juga tindak menimbulkan persoalan baru seperti timbul kemacetan.
Ruang untuk parkir, jelasnya, perlu dipikirkan sehingga Pemerintah Desa Wehali belum memberikan sentuhan untuk pemanfaatan Mata Air Tubaki menjadi Area Wisata.
“Kedepan tentunya akan kita pikirkan karena ini menjadi salah satu potensi PAD bagi Desa Wehali. Kami dari Desa memiliki BUMDES yang tentunya ke depan akan jadikan beberapa potensi wisata termasuk Mata Air Tubaki dan mata air lain yg ada di wilayah Desa Wehali,” pungkasnya. (VEN/TIMOR DAILY/TIMORDAILY.COM)