TIMORDAILYNEWS.COM – Aksi tak terpuji dipertontonkan ratusan orang di Kabupaten Malaka. Mereka mengenakan kostum bertuliskan Satgas SN-FBN melempari mobil pengguna jalan yang melintas di jalan raya menuju Kota Betun pada Selasa (27/8/2024) malam.
Lokasi kejadian dekat dengan lokasi deklarasi pasangan calon bupati dan Wakil Bupati Malaka yakni Paket Simon Nahak – Feliks Bere Nahak atau yang terkenal dengan sandi politik SN-FBN.
Akibat aksi brutal tersebut, sebuah mobil Toyota Hilux yang ditumpangi orang yakni Domi Hatumale, Yohanes Manek dan Lorens Haba mengalami rusak berat karena kaca pecah serta beberapa bagian terkena lemparan batu.
Kepada media, Kamis (29/8/2024) ketiga korban mengaku telah melaporkan peristiwa tersebut ke Polres Malaka sesaat setelah kejadian.
Mereka meminta polisi mengusut tuntas serta mencari tahu dalang atau aktor intelektual di baliknya dan menghukum para pelaku.
“Kami meminta pelaku harus diusut tuntas karena ada pelaku yang kami lihat dan sudah laporkan,” kata Domi.
Tak hanya meminta para pelaku dihukum, korban juga meminta agar Bupati Malaka Simon Nahak bertanggungjawab atas kejadian tersebut karena dekat dengan tempat acaranya deklarasinya.
“Bupati juga harus bertanggungjawab. Kami sudah sampaikan kepada polisi. Kami pengguna jalan dan tidak ada aktivitas yang membuat terganggu deklarasi tersebut,” tegasnya.
Mengenai kronologi kejadiannya, ketiga korban mengatakan mereka bergerak dengan Webriamata menuju Kota Betun sekitar pukul 18.00 WITA.
Sampai di Weleun, persis di depan rumah Bupati Malaka Simon Nahak yang kebetulan sedang ada acara deklarasi pasangan calon SN-FBN, mobil korban dihadang sejumlah orang yang mengenakan pakaian satgas hingga terjadilah pelemparan itu.
“Sampai di depan rumah bupati, pada saat itu ada deklarasi paket SN-FBN, lalu kemudian kami dihadang oleh massa yang mana baru mengikuti deklarasi SN-FBN itu sekitar ratusan orang. Kami dihadang, mobil kami kemudian dilempar batu, ada yang titi pakai batu lalu mereka tendang.amukan massa dan mobil kami kiri depan itu bolong,” urainya.
Para koban menduga aksi kekerasan itu telah direncanakan sebelumnya karena terlihat dari bagaimana massa bergerak cepat dan hanya menghentikan mobil mereka sementara lainnya tidak.
“Mereka lemparkan batu yang diduga sudah disiapkan jadi kami duga ini ada perencanaan. Yang kami heran adalah, kami pengguna jalan tidak ada tanda pengenal atau stiker-stiker yang menunjukkan bahwa lebih ke figur tertentu. ini yang kami heran, karena itu kami minta untuk diusut tuntas. Kami juga sudah buat laporan polisi. Dan calon bupati SN harus bertanggung jawab karena itu (para pelaku, red) massa yang sementara melaksanakan deklarasi,” tegas ketiga korban.
Ketiganya mengaku trauma atas aksi brutal yang diduga pendukung calon SN-FBN itu dan berharap tidak menimpa pengguna jalan lainnya dan agar aparat keamanan memberi atensi penuh terhadap kondisi ini.
“Mereka menggunakan baju SN-FBN. Beruntung kami bisa berlari dari amukan massa. Kami tidak ada luka hanya kaca yang kena,” pungkas ketiganya.
Kapolres Malaka yang dikonfirmasi melalui Kasat Reskrimnya, IPTU Tony A. Abraham pada Jumat (30/8/2024) belum memberi respon. Pesan whatsapp yang dikirim Timor Daily sekitar pukul 15.03 WITA sudah centang biru artinya sudah dibaca tapi hingga berita ini diterbitkan, pesan itu tidak dibalas. (GON/TIMOR DAILY/TIMORDAILYNEWS.COM)