News  

Pemkab Belu Gandeng Catholic Relief Service Susun Rencana Kerja Tahunan 2023-2024

Pemkab Belu Gandeng Catholic Relief Service Susun Rencana Kerja Tahunan 2023-2024
Pemkab Belu Gandeng Catholic Relief Service Susun Rencana Kerja Tahunan 2023-2024

TIMORDAILNEWS.COM – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Belu menggandeng Lembaga Catholic Relief Service (CRS) menggelar Lokakarya Penyusunan Rencana Kerja Tahunan Program Increasing Resiliency Through Climate Change Adaptation and Disaster Risk Reduction in Nusa Tenggara (INCIDENT) 2023-2024.

CRS  berkewajiban untuk menyusun Rencana Kerja Tahunan (RKT) bersama-sama dengan lembaga pemerintah dimaksudkan agar ada keselarasan dengan program pemerintah daerah.

Hal itu sampaikan Wakil Bupati Belu, Dr. Aloysius Haleserens pada Lokakarya Penyusunan Rencana Kerja Tahunan Program INCIDENT 2023-2024 Kolaborasi CRS dengan Pemerintah Kabupaten Belu di Hotel Setia, Selasa (10/10/2023).

Dikatakan pula, tujuan Lokakarya RKT adalah agar Pemerintah Daerah serta para pemangku kepentingan lain yang terkait mengetahui Rencana Kerja CRS Tahun 2023-2024 sehingga bisa memberi input dan dukungan lebih lanjut untuk keberhasilan implementasi di lapangan.

“CRS adalah sebuah lembaga yang sudah lama berada di Belu dan sangat membantu masyarakat di sini. Hari ini kita berada di sini untuk membahas kegiatan CRS melalui Proyek Incident tahun 2023-2024 dan memastikan bahwa kegiatan tersebut sejalan dengan rencana kerja pemerintah daerah,” jelas Wabup Belu Aloysius.

Wabup Aloysius juga berharap agar akhir dari kegiatan lokakarya RKT ini, peserta dapat mengetahui bidang-bidang pokok kerja CRS di Belu.

“Kemudian memahami perencanaan kegiatan tahunan 2023-2024 serta menyepakati RKT tahunan yang sudah disiapkan. Hal ini kita lakukan agar program yang akan dilaksanakan kedepan tidak tumpang tindih,” ujarnya.

Wabup Belu Dr. Aloysius juga mengemukakan bahwa tantangan yang kita hadapi didepan semakin berat, sehingga komunikasi, koordinasi dan kolaborasi antara semua pemangku kepentingan terus ditingkatkan demi mewujudkan masyarakat Kabupaten Belu yang Sehat, Berkarakter dan Kompetitif.

“Jadi saya mau katakan bahwa semua lembaga LSM yang masuk ke Kabupaten Belu wajib melaporkan diri di BP4D.
Kenapa mereka harus melaporkan, agar program yang dilaksanakan di daerah ini tidak boleh tumpang tindih,” tandasnya.

Menyinggung operasional kegiatan, Wabup Belu Dr. Aloysius mengungkapkan bahwa Tim Fasilitator akan menerapkan beberapa metode presentasi, kerja kelompok, brainstorming serta tanya jawab.

“Saya minta agar semua peserta dapat menyimak dan memahami penjelasan tim fasilitator terkait RKT Proyek Incident 2023-2024 yang meliputi lokasi kegiatan, peserta program, anggaran dan jangka waktu,” pinta Wabup Aloysius.

Setelah memahami rencana kerja tersebut, para peserta dapat memberikan input dengan mempertimbangkan peluang sinkronisasi kegiatan agar bisa menjadi pemahaman bersama dan membuka ruang sinergi ke depan dan implementasi program.

“Setelah lokakarya, tim CRS dan Dinas Sosial akan melakukan finasliasi dokumen RKT, menyusun jadwal pertemuan dengan Bupati Belu untuk mempresentasikan hasil workhshop serta menyerahkan dokumen untuk disetujui,” pungkas Wabup Belu Aloysius.

Untuk diketahui, lokakarya ini dihadiri Project Manajer CRS NTT, Para Pimpinan OPD, Unsur TNI-Polri, Ketua PMI Belu, Pimpinan Yayasan CIS Timor, Tagana Belu, Pimpinan Caritas Keuskupan Atambua, Forum PRB Belu dan UPT KPH Belu. (Prokopimbelu/TIMOR DAILY/TIMORDAILNEWS.COM)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *