TIMORDAILYNEWS.COM – Asisten Pemerintahan dan Kesra Sekda Belu, Drs. Nikolaus U. K. Biri memimpin Gerakan Menanam Pohon Dalam memperingati Hari Desa Asri (Aman, Sehat, Rindang, Indah) Nusantara yang ditetapkan Kementerian Desa Pembangunan Desa Tertinggal dan Transmigrasi tiap tanggal 20 Maret.
Gerakan Penanaman Pohon yang dipusatkan di Desa Kewar, Kecamatan Lamaknen, Senin (20/3/2023), ini dilakukan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga lingkungan dan keanekaragaman hayati.
Ikut dalam kegiatan gerakan Penanaman Pohon serentak secara virtual di Desa Kewar Kecamatan Lamaknen yakni, Plt. Kadis PMD, Rosalia Yeani R. Lalo, SH, Kepala Desa Kewar, Bernadetha Soi Lesu, masyarakat Desa Kewar dan seluruh ASN Lingkup Pemerintah Kabupaten Belu.
Pada kesempatan itu, Asisten Umbu Niko mengatakan, gerakan penanaman pohon secara serentak tidak hanya akan memberikan manfaat bagi lingkungan hidup, tetapi juga akan memberikan dampak positif bagi kesehatan dan kehidupan masyarakat di desa.
“Oleh karena itu, sangat penting untuk mengajak seluruh masyarakat desa untuk terlibat dalam gerakan ini dan memperkuat semangat untuk menjaga lingkungan hidup,” katanya.
Dalam sambutan Virtual, Wakil Presiden Republik Indonesia (Wapres, RI), K.H. Ma’ruf Amin, mengapresiasi berbagai inisiatif dalam rangka memperkuat resiliensi terhadap dampak perubahan iklim termasuk upaya Kementerian desa untuk menanam 8 juta pohon di desa-desa dan menggalakan gerakan Desa Asri di seluruh tanah air.
“Perubahan iklim merupakan ujian berat bagi seluruh umat manusia dan planet bumi. Apabila tidak segera di mitigasi dampak perubahan iklim kian hari akan kian parah dan mengancam kelangsungan hidup anak cucu kita,” ungkap Wapres RI
Dengan jumlah desa yang hampir mencapai 75.000 dan mencakup sekitar 88% dari total wilayah Indonesia, gerakan Desa menghijaukan dunia tentu berbicara sangat lantang tentang kontribusi Indonesia untuk memitigasi dampak perubahan iklim.
“Sebagaimana yang saya sampaikan dalam sesi puncak KTT COP 27 di Sharm El- Sheikh pada November 2022 yang lalu Indonesia berkomitmen dan mengajak seluruh negara agar peduli terhadap ancaman bencana akibat perubahan iklim serta melakukan aksi nyata untuk mendorong pemulihan lingkungan dan iklim yang kuat dan inklusif,” katanya.
Wapres mengingatkan bahwa perubahan iklim memberikan dampak negatif yang tidak berimbang bagi masyarakat desa dibanding dengan masyarakat kota.
“Masyarakat desa menghadapi tantangan yang lebih berat dalam merespon dampak perubahan iklim sehingga lebih rapuh dalam menghadapi bencana iklim apabila dibandingkan dengan masyarakat perkotaan,” tandasnya.
Ia menambah, masyarakat sangat bergantung pada alam untuk kehidupan mereka, perubahan iklim dapat menyebabkan perubahan kondisi alam yang memicu pergeseran aktivitas ekonomi dan struktur sosial secara drastis dan berbiaya tinggi.
“Ekonomi desa yang bersemi melalui bidang pertanian kehutanan dan pariwisata mendapatkan pukulan hebat akibat serangan hama pertanian, perubahan lokasi cocok tanam, bencana banjir longsor, kekeringan dan kebakaran hutan.
Kondisi tersebut diperparah oleh tantangan sosial ekonomi geografis dan demografis yang memang sudah ada di desa seperti keterbatasan aktivitas fisik dan akses ekonomi kemiskinan ekstrem stunting dan populasi lansia yang tinggi,” paparnya.
Oleh sebab itu Pemerintah Desa mesti mendapatkan penguatan kapasitas institusional dalam rangka mengantisipasi merencanakan aksi serta merespon tantangan perubahan iklim.
“Masyarakat desa, tokoh agama, tokoh adat, bumdes dan pemangku kepentingan strategis Desa perlu dilibatkan secara aktif dalam setiap aksi nyata terkait mitigasi dampak perubahan iklim,” imbuh Wapres Ma’ruf Amin. (Prokopimbelu/TIMOR DAILY/TIMORDAILYNEWS.COM)