Romo Neno Tegaskan Tidak Ada Makanan Basi untuk Korban Banjir Malaka

Romo Neno Tegaskan Tidak Ada Makanan Basi untuk Korban Banjir Malaka
Dua bocah korban banjir di Kabupaten Malaka sedang menikmati bubur untuk sarapan pagi di lokasi penampungan, Kamis (8/4/2021). foto by Seldy Berek/TIMORDAILYNEWS.COM

TIMORDAILYNEWS.COM, MALAKA – Komunitas Orang Muda Katolik (OMK) Paroki Betun merasa terganggu dengan adanya pemberitaan yang menyebutkan korban bencana banjir mendapatkan makanan basi.

Mereka lantas membantah bahwa pemberitaan itu tidak benar.

“Makanan basi, sama sekali tidak ada. Itu tidak benar,” kata Romo Von Neno melalui whatsapp kepada Timor Daily, Kamis (8/4/2021) malam.

Menurutnya, makanan untuk para korban yang dievakuasi ke Panggung Tahbisan Dekenat itu dipantau langsung olehnya bersama dua pastor lainnya sehingga bisa dipastikan tidak ada makanan basi.

“Saya, Rm. Marsel, Rm. Yanto turun tangan langsung, dan sama sekali tidak ada makanan basi. Mau basi bgmana, pagi masak untuk mereka makan. Siang masak untuk mereka makan. Malam masak untuk mereka makan, lalu mau basi dari mana,” sambungnya.

Lebih lanjut Romo Von Neno mengatakan dirinya mengaku tidak menyukai tulisan berita itu karena tidak sesuai kenyataan.

“Sama sekali tidak benar, Bapak Wartawan. Untuk hal ini, Saya harus katakan bahwa Saya tidak suka Bapak menulis seperti itu, karena sama sekali tidak sesuai dengan kenyataan bahwa mereka makan nasi basi,” tegasnya.

Romo Von bahkan menyebut berita itu adalah fitnah karena dirinya sudah memastikan langsung proses memasak. Dia bahkan mengatakan akan memanggil langsung ibu korban yang menjadi narasumber berita untuk ditanyai.

“Bapak Wartawan harus tahu bahwa makan minum mereka, seluruh OMK Paroki BETUN yang urus, di bawah kendali langsung Saya, Rm. Marsel dan Rm. Yanto. Dan kita masak pagi, siang, malam. Kita bagi mereka dalam kelompo dan jumlah pasti, dan kita masak sesuai. Jumlah. Maka ada makanan basi, sama sekali tidak benar. Dan itu fitnah. Besok pagi, Ibu itu akan kita panggil dan tanyakan,” ujarnya melalui pesan whatsapp.

Sebelumnya diberitakan salah satu korban banjir Mama Apeu kepada wartawan mengaku sangat membutuhkan kasur dan kain.

“Kami ini macam tidur di teras rumah, tanpa dilindungi dinding dan tembok, yahh begini sudah kaka,” kata mama Apeu, Kamis (8/4/2021) pagi.

Para pengungsi ini sudah empat malam tidur di aula Gereja Betun itu, dan semua tidur di lantai beralaskan terpal dan hingga kini tidak ada bantuan selimut bagi para pengungsi.

“Ini yang jadi masalah di pengungsian,” sebutnya.

Untuk makanan dan minuman masih ada bantuan warga dari sekitar lokasi pengungsi yang terus memberikan nasi bungkus.

“Kalau untuk makan minum tidak ada masalah saat ini, hanya terkadang nasi yang diterima berkali-kali sudah basi, termasuk lauknya”, katanya.

Begitu juga yang dirasakan Valentina, salah satu pengungsi banjir bandang Malaka membenarkan hal itu.

Ia mengaku bersama pengungsi lainnya termasuk ketiga anaknya tidur di terpal tanpa selimut, apalagi kasur.

“Tapi kita belum lihat bantuan kasur ka tidak. Semoga  para relawan prioritaskan kasur untuk bayi dan balita jika ada. Jadi kita tidak dapat karena sangat terbatas bantuan itu”, ujar Valentina.

Kebutuhan saat ini, lanjut Valentina adalah kesehatan diri, anak-anak masih trauma soal banjir, jika kondisi begini, tentuk akan muncul masalah.

Selama berada di tempat pengungsian ini juga dibantu satu potong baju oleh relawan di sini.

“Saat ini saya masih membutuhkan bantuan pakaian termasuk untuk ketiga anak saya, meski saya dan anak-anak kami hanya tidur beralas terpal tanpa dilindungi tembok atau dinding,” pungkasnya. (via/TIMOR DAILY/TIMORDAILYNEWS.COM)

Editor : Marselino

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *