News  

Salut, Pemda Belu Fasilitasi Tomat Henes di Perbatasan RI-RDTL Masuk Pasar Dunia

TIMORDAILYNEWS.COM – Petani di wilayah Perbatasan RI-RDTL khususnya dari wilayah Henes kini boleh tersenyum senang.

Pasalnya, komoditi pertanian berupa tomat yang dihasilkan para petani sudah langsung dipasarkan ke timor Leste.

Ini artinya, Kabupaten Belu memiliki komoditi ekspor baru yang diminati pasar global.

Untuk ekspor perdana, Tomat hasil petani asal Desa Henes, Kecamatan Lamaknen Selatan, Kabupaten Belu dikirim ke Negara Timor Leste.

Produk pertanian asal sub sektor hortikultura diberangkatkan Perumda Belu Bhakti melalui Karantina PLBN Motaain, pada Rabu (17/05/2023).

Serangkaian tindakan pemeriksaan karantina telah dilakukan terhadap komoditas ekspor tersebut. Pemeriksaan karantina dilakukan sesuai dengan persyaratan negara tujuan.

Sekretaris Daerah (Sekda) Belu, Johanes Andes Prihatin, SE, M.Si mengatakan Pemerintah Kabupaten Belu melalui Perumda Belu Bhakti telah melepas ekspor perdana 2.880 kg Tomat asal Desa Henes ke Timor Leste.

“Hari ini merupakan momentum yang luar biasa. Diusianya yang belum satu tahun, Perumda Belu Bhakti sudah menjawab tantangan yang diberikan oleh Bupati Belu pada saat proses pembentukannya. Kami selalu berpesan, jangan karena mencari keuntungan lalu bersaing dengan perusahaan yang sudah ada,” kata Sekda Belu.

Dikatakan Sekda Belu, sinergisitas yang baik antara pemerintah daerah, pelaku usaha dan petani di Belu telah memacu kinerja ekspor diwilayah ini. Kebijakan pembangunan pertanian berbasis kawasan dengan memperhatikan kearifan lokal yang berorientasi ekspor mendorong Kabupaten ini untuk terus menambah ragam komoditas ekspornya.

“Kita berharap ditahun ini ekspor komoditas pertanian asal Belu terus ditingkatkan, mengingat arus lalulintasnya semakin mudah, karena Belu berbatasan langsung dengan Negara Timor Leste. Pemerintah juga terus berkolaborasi dengan Bank NTT dan Syngenta untuk terus memberikan pendampingan ekspor kepada para petani,” terang Sekda JAP.

Sekda Belu menambahkan, Petani di Belu mampu membuktikan bahwa sektor pertanian hortikultura bisa menjadi alternatif pendapatan yang menjanjikan. Permintaan saat ini terus meningkat tidak hanya untuk pasar lokal namun juga pasar ekspor.

“Sekarang Bagaimana dengan produksinya, ini tentunya menjadi tantangan bagi kita selama masa kepemimpinan Bupati dan Wakil Bupati Belu. Dalam amanah RPJMD 2021-2026 sektor pertanian ini mendapat perhatian yang luar biasa dan beberapa kali kunjungan Bapak Gubernur NTT ke Kabupaten Belu, juga selalu fokus disektor pertanian,” tandas Sekda JAP.

Sekda Belu mengakui, keluhan petani terkait fluktuasi harga pada hasil tanaman tomat disebabkan oleh fluktuasi produksi tomat oleh petani, yang kerap tidak mampu menunjang kestabilan kebutuhan pasar. Hal ini menjadi tantangan bagi kita.

“Jadi bagaimana Dinas Pertanian melakukan pembinaan dan pendampingan bagi para petani sehingga produksinya disesuaikan dengan kebutuhan pasar, dalam konteks pasar ekspor di Timor Leste. Atas nama Pemerintah saya menyampaikan terima kasih kepada Bank NTT yang sudah menyiapkan ekosistem permodalan bagi pengembangan sektor pertanian di daerah ini.

Sekda Belu juga menyampaikan terima kasih kepada pihak PLBN yang menjalankan SIQ, Karantina dan Beacukai yang sudah melakukan pembinaan dan pendampingan sehingga ekspor ini terlaksana.

“Terima kasih atas kerja sama kita sekalian sehingga kegiatan hari ini dapat berjalan dengan baik, harapkan kami kedepan volume ekspornya bukan saja dua sampai delapan ton yang di ekspor dan semoga ini di atur dengan baik sehingga menjawab kebutuhan di sana, tidak hanya tomat tetapi seluruh hortikultura dan produk-produk pertanian lainnya yang di hasilkan di kabupaten Belu,” ucap Sekda Belu. (Prokopimbelu/TIMOR DAILY/TIMORDAILYNEWS.COM)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *