TIMORDAILYNEWS.COM – Bupati Belu dan Wakil Bupati Belu, dr. Agustinus Taolin, Sp.PD-KGEH,FINASIM dan Drs. Aloysius Haleserens, MM sudah satu tahun memimpin Kabupaten Belu sejak dilantik Gubernur NTT, 26 April 2021.
Tiga bulan memimpin, Agus Taolin dan Aloysius Haleserens langsung tancap gas merealisasikan program strategisnya yakni program pengobatan gratis menggunakan KTP bagi seluruh penduduk Belu.
Tepatnya 1 Agustus 2021, masyarakat Kabupaten Belu mulai mengakses program unggulan tersebut. Selama satu tahun, pelaksanaan program ini berjalan baik tanpa ada komplain dari masyarakat yang masuk ke Ombdusman sebagai lembaga pengawasan pelayana publik.
Hal ini disampaikan Kepala Ombudsman Provinsi NTT, Darius Beda Daton, SH saat tampil sebagai narasumber dalam acara diskusi publik yang diselenggarakan Pemkab Belu, di Hotel Matahari, Sabtu 23 April 2022.
Menurut Darius, sejak awal ia mendapat informasi tentang adanya kontradiktif program pengobatan gratis menggunakan KTP tersebut karena Inpres mengamanatkan tidak ada lagi program Jamkesda di daerah tetapi semuanya terintegrasi ke BPJS Kesehatan.
Namun, kata Darius, Bupati Belu yang memiliki segudang pengalaman di bidang kesehatan dan memahami betul persoalan masyarakat Belu mampu meramu program strategis tersebut hingga saat ini berjalan dengan baik.
“Sejak program pengobatan gratis menggunakan KTP berjalan sampai saat ini kami belum pernah menerima komplain langsung dari masyarakat mengenai penggunaan KTP dan BPJS”, kata Darius.
Darius berterima kasih kepada Bupati Belu yang telah melaksanakan program pengobatan gratis dengan cakupan 95 persen serta bentuk pengawasan yang baik.
Darius mengharapkan, program yang baik ini terus berjalan di tahun tahun yang akan datang untuk mewujudkan visi dan misi pemerintah.
Sementara Bupati Belu dr. Agustinus Taolin mengatakan, dengan waktu kepemimpinan mereka yang tergolong singkat 3,5 tahun, ia bersama wakil bupati harus bisa menentukan program prioritas bahkan super prioritas. Dengan demikian, program yang dijalankan itu tepat sasaran dan menjawabi kebutuhan masyarakat.
Kata Agus Taolin, sebelum mencalonkan diri sebagai bupati Belu, ia telah melakukan survei persoaalan utama masyarakat Kabupaten Belu, salah satunya akses layanan kesehatan. Pasalnya, puluhan ribu penduduk Belu sulit mengakses layanan kesehatan karena terbentur masalah ekonomi.
Oleh karena itu, pemerintah membuat program pengobatan gratis menggunakan KTP bagi seluruh penduduk Belu. Hanya dengan KTP Belu, warga sudah bisa mendapat layanan kesehatan secara gratis di fasilitas kesehatan di seluruh Indonesia.
Selain program pengobatan gratis menggunakan KTP, pemerintah juga melaksanakan program strategis lainnya seperti pertanian, peternakan dan infrastruktur. Bupati Agus menyadari potensi terbesar Kabupaten Belu adalah pertanian namun pola pertanian masih tradisional dan usia petani pun banyak yang sudah tua. Jarang sekali bupati menemukan petani milenial.
“Berapa sih petani milenial yang mau masuk kebun. Petani kita usianya seperti kita ini”, tukasnya.
Selain itu, persoalan lain di pertanian adalah ketersedian benih, pupuk, obat, pendampingan dan modal.
Di masa kepemimpinannya, Agus Taolin mendorong generasi milenial bergerak di pertanian dengan pola pertanian yang modern atau menerapkan teknologi.
Pemerintah juga memudahkan petani dalam mengakses modal di bank dan lembaga keuangan lainnya dengan bunga yang kecil. Jaminannya adalah hasil pertanian.
Petani bersama pihak Bank dan pemerintah sama-sama melakukan perhitungan pembiayaan baik pengeluaran maupun pendapatan bila petani mengelola satu hektar lahan.
Dari perhitungan demikian, bank memberikan modal kepada petani untuk membiayai operasional sampai dengan panen dan pemasaran. Selanjutnya petani mengembalikan pinjaman bank dari hasil pertaniannya.
Menurut Bupati, pola kerja sama seperti ini membuat petani tidak kesulitan biaya dalam mengelolah pertanian. (TIMORDAILYNEWS.COM/TIMOR DAILY)