TIMORDAILYEWS.COM, ATAMBUA – Viralnya berita tentang seorang ibu di Kabupaten Belu wilayah perbatasan RI-RDTL yang diduga mengalami gangguan jiwa atau orang dengan gangguan jiwa (OGDJ) hidup bersama tiga anak di gubuk reot memantik aksi simpati dari Forum Solidaritas Mahasiswa Belu (Fosmab) Kupang.
Fosmab Kupang yang adalah organisasi kemahasiswaan asal Kabupaten Belu di Kota Kupang ini memberikan sentuhan kasih kepada ibu dengan tiga anaknya melalui kunjungan langsung dan pemberian bantuan kepada ibu Yasinta Tahan, Warga Desa Raifatus, Kecamatan Raihat, Kabupaten Belu, Minggu 19 Februari 2022.
Sentuhan kasih ini dilakukan Ketua FOSMAB, Eusabius Sulun Meta bersama para alumni FOSMAB Kupang yakni, Sekretaris Dinas Koperasi dan Nakertrans NTT, Yohanes Mau, S. Sos, MM yang adalah mantan ketua Fosmab, BUH NSS NTT, Erwin Laka, (Mantan Sekertaris Umum Fosmab), Wakil Ketua DPRD Malaka, Hendrik Fahik, (Mantan Sekertaris Umum Fosmab) anggota DPRD Belu, Yonas Engelbert Talok, (Mantan Sekertaris Umum Fosmab) Ketua KPID NTT, Fredrikus Royanto Bau (Mantan Ketua Umum Fosmab). Hadir juga, Eko Mau selaku Pendamping PKH kabupaten Belu (Mantan Ketua Umum Fosmab) dan Sani S. M. Asa yang juga Legal Bank Danamas Belu (Mantan Ketua Umum Fosmab).
Ketua Umum Fosmab Eusebius Sulun Meta saat itu menyampaikan bahwa aksi kemanusiaan yang dilakukan benar- benar dari hati lantaran melihat kondisi yang dialami Ibu Yasinta bersama dengan anak – anaknya yang belakangan viral di media.
Bantuan yang diberikan, lanjut dia, merupakan sumbangan para alumni FOSMAB yang dihimpun. Dia berharap bantuan tersebut dapat bermanfaat bagi ibu Yasinta bersama anak-anaknya.
Pada kesempatan itu, Eusebius yang juga anggota PMKRI Cabang Kupang ini meminta kepada kepala desa setempat untuk lebih teliti dalam memberikan bantuan kepada masyarakat sehingga bantuan tersebut bisa tepat sasaran.
“Kami mengharapkan agar pemerintah desa memperhatikan secara serius masyarakat yang tidak mampu, melihat rumah yang tidak layak dihuni, apalagi ada bantuan-bantuan lain yang harus diberikan kepada masyarakat yang benar-benar tidak mampu sehingga semua bantuan tepat sasaran, jangan sampai bantuan- bantuan yang diberikan tidak tepat sasaran dan memberikan kepada mereka yang mampu sementara yang tidak mampu sama sekali tidak diperhatikan dan tidak diurus dengan baik.” tandas dia.
Ketua Dewan Pembina Fosmab Kupang, Yohanes Mau, dalam kesempatan itu menuturkan, meski bantuan yang diberikan tersebut tidak seberapa, namun, bantuan yang diberikan itu sebut dia, semata – mata adalah bagian dari bentuk kepedulian dan empati dari segenap anggota dan alumni Fosmab Kupang terhadap kondisi yang dialami keluarga ibu Yasinta.
Sebenarnya, lanjut dia, hal seperti ini tidak boleh terjadi, wilayah desa yang kecil tentunya masyarakat bisa tersentuh dengan semua bantuan, apalagi menurut dia mama Yasinta sudah janda, untuk itu seharusnya kehidupan ibu Yasinta bersama anak – anaknya sudah seharusnya menjadi prioritas dari pemerintah desa saat ini.
“Semoga apa yang kami berikan ini bermanfaat bagi mama Yasinta dan anak-anaknya, kami juga mengharapakan agar kedua anak yang belum terganggu mentalnya dipisahkan dulu dari mama Yasinta sehingga tidak semua mereka terganggu mentalnya.” harap Yohanes.
“Karena kami melihat bahwa anak yang sulung sudah mulai terganggu mentalnya, kita semua berharap semoga kondisi mama Yasinta bersama anaknya bisa segera pulih.” sambung dia.
Sementara, Kepala Desa Raifatus Heribertus Bere menyampaikan terima kasih atas perhatian dari organisasi Fosmab yang sudah berkenan membantu warganya.
“Kami menyambut baik bantuan ini karena saat ini juga kami sedang mengurus mama Yasinta. Memang kondisi mama Yasinta ini cukup rumit karena ada gangguan mental yang parah sehingga kami juga kewalahan untuk bagaimana memberikan bantuan kepada mama Yasinta, sehingga kami juga dengan kekurangan kami membantu mengurus mama Yasinta.”ujarnya.
Bupati dan Wabup Belu Berikan Bantuan
Sebelumnya, Bupati Belu Dokter Agus Taolin melakukan kunjungan ke Desa Raifatus, Kecamatan Raihat, Kabupaten Belu, Kamis 17 Februari 2022.
Dalam kunjungan itu, Bupati didampingi Wakil Bupati Belu Alo Haleseren, Kepala Dinas Sosial Belu, Eda Fahik; Kepala Dinas Perhubungan, Jovi Bere Loy; Kabid Linjamsos Dinas Sosial Belu, Roni Salem dan Camat Raihat.
Kehadiran Bupati dan rombongan di Desa Raifatus sendiri dalam Rangka memantau langsung kondisi seorang ibu dengan ganguan jiwa ( ODGJ ), Yasinta yang tinggal di gubuk reot bersama ke tiga orang anaknya.
Terpantau Media, Bupati Belu bersama rombongan saat itu menyerahkan bantuan kepada Yasintha bersama anak-anaknya di rumah mereka yang terletak tidak jauh dari kantor desa setempat.
Adapun sejumlah bantuan yang diserahkan Bupati Belu yakni perlengkapan tidur, bahan makanan, perlengkapan dapur hingga terpal diserahkan oleh Bupati Belu dan Wakil Bupati Belu.
Terlihat, Yasinta begitu bahagia dengan kehadiran Bupati dan Wakil Bupati di gubuknya tersebut, bahkan saking bahagianya Yasinta sampai terlihat seperti tidak dalam keadaan gangguan jiwa.
Saat diajak bicara oleh Bupati maupun Wakil Bupati Belu, Yasintha selalu menjawab dengan tersenyum-senyum.
Di hadapan Bupati dan Wakil Bupati Belu, Yasintha pun mengeluhkan akan keadaan rumahnya.
“Ami ne susar (kami ini susah) tow bapak. Ha husu ba ema dei (Makan minta di orang sa),” ujar Yasinta sambil tersenyum dan menunjukkan keadaan rumah mereka.
Meski dengan keadaan demikian, ia tetap mengucapkan terimakasih kepada Bupati dan Wakil Bupati Belu bersama rombongan yang sudah melihat keadaan mereka.
“Ami husu (kami minta) terimakasih untuk bapak dong,” pungkas dia dengan menggunakan bahasa daerah setempat.
Sementara, Bupati Belu, dr. Agustinus Taolin saat menyerahkan bantuan tersebut mengatakan bahwa bantuan ini merupakan bentuk kepedulian yang diberikan dari Pemerintah Daerah maupun Pemerintah Provinsi NTT.
“Ini bantuan dari kita Pemerintah di Kabupaten dan Provinsi, kita bawa datang untuk Ibu Sinta dan anak-anak,”kata Bupati usai menyerahkan bantuan tersebut.
Selain menyerahkan Bantuan, Bupati Belu, dr. Agus Taolin juga berjanji kepada Yasintha dan anak-anaknya dan dihadapan masyarakat sekitar untuk membantu memperbaiki rumah mereka.
Lebih lanjut, Wakil Bupati Belu, Alo Haleserens menambahkan bahwa pihak pemerintah akan berupaya untuk membantu Yasintha bersama anak-anaknya.
“Nanti kita akan perhatikan. Do’akan saja biar semua yang kita rencanakan akan berjalan dengan lancar,” tuturnya.
Sementara itu, Kepala Desa Raifatus, Heribertus Bere Koi menyampaikan terima kasih berlimpah kepada Bupati Belu dan Wakil Bupati Belu yang sudah datang mengunjungi warga di Desa Raifatus khususnya Ibu Sinta dan anak-anaknya.
“Ini adalah sesuatu yang luar biasa. Pemimpin daerah kita dengan melihat postingan di media langsung datang mengunjungi langsung warganya di Desa Raifatus. Karena itu saya mewakili seluruh masyarakat Desa Raifatus mengucapkan terimakasih kepada bapak Bupati dan bapak Wakil Bupati bersama rombongan yang sudah meluangkan waktu datang ke Desa kami,” imbuhnya.
Untuk diketahui, ibu Yasinta Tahan diduga mengalami gangguan jiwa ( ODGJ ) dan tinggal sendirian bersama 3 orang anaknya di gubuk Reok, tepatnya di Desa Raifatus, Kecamatan Raihat Kabupaten Belu, wilayah Perbatasan RI-RDTL.
Adapun ke tiga anaknya yang kini hidup bersamanya itu, Veronika Mau ( tamat SMA ), Genoveva Solo Mau ( SMP ) dan Balsiur Sotir Mau ( SMP ).
Kondisi gangguan jiwa yang dialami Yasinta bahkan ‘menular’ kepada anaknya yang telah selesai pendidikan (SMA) yakni Veronika Mau.
Sementara dua anaknya lainnya masih dalam kondisi normal.
Meski kondisi hidup memprihatinkan tersebut tidak pernah menyulut semangat hidup sang ibu dalam membesarkan anak – anaknya.
Hal ini terbukti dengan anak – anaknya yang berhasil disekolahkan dan bahkan ada yang telah menyelesaikan pendidikan pada tingkat SMA.
Terpantau wartawan, Senin 14 Februari 2022, kondisi rumah yang ditempati Yasintha bersama anaknya – anaknya tersebut sungguh memprihatinkan, banyak lubang berada di mana – mana, bahkan rumahnya itu juga dalam posisi miring dan hampir saja roboh akibat hujan angin yang terjadi beberapa hari belakangan.
Seorang anaknya Genoveva ( 12 ) yang sempat diwawancarai Media Kupang, mengaku kondisi rumah yang mereka tempati sudah sejak belasan tahun silam. Namun demikian, mereka harus bertahan, sebab menurut dia, makan pun mereka susah apalagi harus membangun rumah mereka.
Dia mengaku, selama ini mereka hanya dibantu dengan menerima bantuan PKH. Selain itu tidak ada lagi bantuan yang mereka dapat dari pemerintah setempat.
Dengan kondisi kejiwaan yang dialami ibunya, ia mengaku sedih, namun semuanya tetap harus dijalani, sebab dia sangat menyayangi ibunya tersebut.
Sementara, salah seorang tetangganya, Marsi Lese yang ditemui media ini, menuturkan, kondisi hidup yang dialami ibu Yasintha ini sudah sejak suaminya masih hidup hingga suaminya meninggal pada sekitar 4 tahun lalu.
Suaminya, ungkap dia, pernah merantau ke Malaysia. Sepulangnya dari Malaysia, suaminya mengalami sakit dan akhirnya meninggal dunia.
Semenjak di tinggal pergi suaminya, lanjut Marsi, kehidupan ibu Yasinta dan anak – anaknya sudah tidak terurus, bahkan untuk makan saja, biasanya di bantu oleh beberapa tetangga di sekitarnya.
” Kami kadang bantu kasih beras juga ke mereka, kasihan kondisi seperti ini mau bagiamana,” ungkapnya.
Menurut Marsi, ibu Yasinta dan anak – anaknya sendiri, bisa dibilang orang – orang tangguh. Meski hidup dalam kondisi yang menyedihkan namun tak patah semangat dalam menjalani hidup.
Senada, tetangga lainnya, Yakobus Soro, mengatakan, Yasinta sebenarnya mempunyai beberapa anak kandung lainnya. Salah satu anak kandungnya kata dia, telah dipelihara oleh keluarganya dan ada juga yang kini tinggal di Kota Atambua bersama suaminya.
Selain itu, ia mengatakan, Ibu ODGJ tersebut sebelumnya adalah sosok yang pintar, sama seperti anak – anaknya saat ini semuanya pintar, hanya gangguan kejiwaan ini yang sudah merenggut semuanya dari mereka.
” Yasinta ini dulu pintar sekali, semua orang di sini tahu, hanya kasihan gangguan jiwa ini yang buat dia begini, ada yang bilang ini karena darah putih naik di kepala ( leukemia, red)” kata Yakobus.
Kondisi yang dialami Yasinta ini, harap Yakobus dapat dibantu oleh pemerintah, minimal rumahnya dulu yang diperhatikan, biar mereka bisa hidup nyaman di dalam dan juga adanya pengobatan untuk sakit kejiwaan yang mereka alami ini.
” Saya berharap semoga dengan dipublikasikan begini, ada yang bisa bantu, minimal dari pemerintah,” harap Yakobus. (MK/TIMOR DAILY/TIMORDAILYNEWS.COM)