TIMORDAILYNEWS.COM – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Belu di bawah kepemimpinan Dokter Agus Taolin dan Doktor Alo Haleserens terus berinovasi dalam mengatasi stunting.
Hal ini terlihat dari berbagai program dan kegiatan yang dilakukan, termasuk yang dilakukan oleh Tim Penggerak PKK Kabupaten Belu.
Teranyar, Tim Penggerak PKK Kabupaten Belu kembali melaunching program LiLA (Lingkar Lengan Atas) Keluarga.
Program LiLA ini dilaunching Tim Penggerak PKK dengan menggandeng PKMK UGM Mitra Unicef NTT bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi NTT dan Yayasan Sanggar Suara Perempuan.
Program LiLA (Lingkar Lengan Atas) Keluarga yang dilaunching ini merupakan sebuah upaya mencegah deteksi dini dan rujukan balita wasting (sangat kurus) dan stunting.
Program LiLA diluncurkan dalam pertemuan Konsultasi Multi Stekholder Implementasi Deteksi Dini dan Rujukan Balita Wasting melalui LilA keluarga dan PAUD-HI di Aula BP4D Kabupaten Belu, Senin (19/06/2023).
Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Belu, Dra. Freny Sumantri Taolin dalam arahannya menyampaikan bahwa untuk mengatasi stunting perlu adanya partisipasi dan kerja sama dari setiap elemen masyarakat.
“Dalam kapasitas saya sebagai Ketua Tim Penggerak PKK, juga Bunda PAUD, sangat prihatin dengan stunting yang ada di Kabupaten Belu ini,” ujar Freny Taolin.
Dikatakannya, intervensi yang dilakukan selama ini sudah cukup baik, tetapi belum maksimal. Oleh karena itu harus terus melakukan pantauan ke posyandu-posyandu.
Kemudian ada pemberian makanan tambahan sebulan sekali, namun sangat tidak efektif, karena tidak diketahui pemberian bantuan makanan itu sampai ke mulut anak itu atau tidak.
“Sehingga kami berpikir keras agar bagaimana anak-anak kita ini diberi makan tiga kali sehari,” ungkap Bunda Freny.
Disampaikannya bahwa jika pemberian makanan bergizi tiga kali sehari, anak-anak kita secepatnya akan keluar dari stunting dengan catatan kondisi kesehatan yang baik.
“Hal ini telah kami sampaikan kepada Bupati agar seluruh anak stunting ini di berikan makanan utama tiga kali sehari dan Tim PKK akan terus bersinergi dengan dokter puskesmas dan ahli gizi untuk menyusun menu yang sesuai bagi anak-anak stunting di Kabupaten Belu,” katanya.
Lebih lanjut Freny Taolin menghimbau kepada keluarga-keluarga, terutama yang anaknya stunting untuk menanam tanaman yang produktif terutama sayur mayur, sehingga kebutuhan sayur mayur dapat terpenuhi.
“Untuk jangka panjangnya ada pemberdayaan ekonomi dari setiap keluarga, agar dengan ekonomi yang baik mereka dapat mencukupi kebutuhan gizi di rumah tangganya masing-masing. Ini yang terus kita upayakan dan mari bersama kita bersinergi mengatasi stunting di Kabupaten Belu,” pungkas Bunda Freny. (Prokopimbelu/TIMOR DAILY/TIMORDAILYNEWS.COM)