Belu, News  

Tokoh Eks Tim-Tim Ungkap Zaman Willy Lay, Biaya Berobatnya Hampir Setengah Miliar Rupiah Tapi Ketika Dokter Agus Taolin Datang Semua Gratis

Tokoh Eks Tim-Tim Ungkap Zaman Willy Lay, Biaya Berobatnya Hampir Setengah Miliar Rupiah Tapi Ketika Dokter Agus Taolin Datang Semua Gratis
Tokoh Eks Tim-Tim Ungkap Zaman Willy Lay, Biaya Berobatnya Hampir Setengah Miliar Rupiah Tapi Ketika Dokter Agus Taolin Datang Semua Gratis

TIMORDAILYNEWS.COM – Salah satu tokoh Eks Timor-Timur, “Maung” Jeka Pereira pernah mengalami pengalaman pahit saat kepemimpinan Willy Lay menjadi Bupati Belu periode 2016-2021.

Warga Kabupaten Belu sama sekali tidak diberikan program pro rakyat kecil salah satunya dengan menganggarkan APBD untuk pengobatan gratis bagi seluruh masyarakat Kabupaten Belu.

Padahal, aturannya sudah ada sejak tahun 2014 lalu yang dituangkan dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 28 Tahun 2014 tentang Pedoman Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Nasional.

Sampai akhirnya datanglah seorang Agus Taolin yang adalah seorang dokter Spesialis Penyakit Dalam, Konsultan Gastroentero Hepatologi Indonesia bersama pasangan Wakil Bupatinya, Dr. Aloysius Haleserens, pada Pilkada Belu 2020 berhasil menang atas Willy Lay -Ose Luan hingga mewujudkan program pengobatan gratis yang dinikmati masyarakat Belu sampai saat ini.

Kisah pahit dan manisnya tentang program Pengobatan Gratis ini pun disampaikan oleh salah satu tokoh ternama eks Timor-Timur yang ada di Kabupaten Belu, “Maung” Jeka Pareira saat kampanye Paslon nomor urut 2, AT-AK, Satu Hati Tuntaskan di Dusun Salala, Desa Kabuna, Kecamatan Kakuluk Mesak, Kabupaten Belu, Rabu 30 Oktober 2024.

“Pertama kali saya sakit tahun 2019. Saat itu saya harus membayar BPJS sebanyak 9 juta rupiah karena ada tunggakan. Bayar 9 juta itu saya hanya tidur 2 atau 3 malam,” pungkasnya.

Ditambahkan, “Kita orang susah. Uang bisa saja ada tapi kalau kita sakit tidak ada jaminan, percuma.”

Dikatakannya pada saat Dokter Agustinus Taolin, SpPD-KGEH, FINASIM mencalonkan diri untuk pertama kali tahun 2020, Jeka Pareira mengatakan bahwa dirinya pernah sampaikan agar kelak menjadi Bupati Belu, bisa memperbaiki pelayanan dan peralatan di RSUD Mgr Gabriel Manek SVD Atambua khususnya mengadakan alat cuci darah dan itu sudah terbukti yang mana sampai saat ini alat itu sedang digunakan di RSUD Atambua.

Zaman Willy Lay yang anggaran APBD memprioritaskan proyek infrastruktur, Jeka Pareira yang sakit saat itu harus mengeluarkan uang hingga hampir mencapai setengah Miliar Rupiah yang mana sekali cuci darah biayanya Rp2.250.000 di luar biaya perjalanan, makan-minum dan penginapan selama di Kupang, Ibu Kota Provinsi NTT.

Karena itu Jeka Pareira mengajak warga eks Timor-Timur untuk jangan pernah mau pilih pemimpin yang di kemudian hari akan menghilangkan pengobatan gratis.

“Saya ini cuci darah sudah 5 tahun. Dulu belum ada berobat gratis dan belum ada alat, saya harus ke Kupang untuk cuci darah. Satu kali cuci darah harus bayar 2 juta 250 ribu rupiah. Saya harus 1 minggu cuci darah 2 kali berarti 1 bulan 8 kali cuci darah,” pinta Jeka.

Lanjutnya, “Saya biasa cari uang, saya uang ada. Tetapi begitu saya sakit, semuanya habis. Jadi biar kita punya anak pergi kerja di Kalimantan atau di mana punya uang banyak, tetapi kalau orang tuanya sakit dan tidak ada program Pak Bupati dokter Agustinus, pengobatan gratis, uang itu akan habis.”

Jeka Pareira menerangkan bahwa sejak kepemimpinan Bupati Belu, dokter Agustinus Taolin alat cuci darah ini sudah ada di RSUD Atambua dan digunakan oleh masyarakat termasuk dirinya sendiri yang masih menggunakan cuci darah hingga saat ini secara gratis.

Jeka Pareira juga membandingkan kepemimpinan Willybrodus Lay dan Dokter Agustinus Taolin yang mana dulu masyarakat kecil meninggal Willy Lay tidak punya program pemberian Peti Jenazah tetapi sang pemimpin dengan hati, Dokter Agustinus Taolin bisa menjawab permintaan masyarakat kecil akan hal itu.

“Jadi orang jangan tipu lagi kita, dia pasti tidak akan lihat kita. Kita orang kecil ini butuh yang Bapak Dokter (Agustinus Taolin) sudah buat ini,” pintanya disambut tepukan tangan dari pendukung AT-AK.

Maung Jeka Pereira pun berjanji akan mendukung dan memenangkan Dokter Agustinus Taolin dan Yulianus Tai Bere pada 27 November 2024 mendatang.

“Kami warga eks Timor-Timur, khususnya Ermera, kami semua tanggal 27 November akan mendukung penuh Bapak Dokter (Agustinus Taolin) dan pasangan (Yulianus Tai Bere),” pungkasnya.

Untuk diketahui, pada Pilkada Belu 2020, tampil sebagai pendatang baru yang head to head melawan sang Petahana, Dokter Agustinus Taolin dan Aloysius Haleserens memiliki 5 program Prioritas yang dijabarkan dalam visi-misi yang mana salah satunya adalah Progam Pengobatan Gratis bagi seluruh masyarakat kabupaten Belu hanya dengan menggunakan Kartu Tanda Penduduk elektronik (e-KTP), NIK ataupun Kartu Identitas Anak (KIA).

Diduga untuk menandingi program pro rakyat kecil ini, sebelum pelaksanaan Pilkada Belu 2020, Bupati Belu periode 2016-2021, Willy Lay berhasil menambahkan kepesertaan Jamkesda atau Pemerintah Bantu Iuran (PBI) melalui pendanaan APBD Belu sebanyak 11.000 peserta BPJS Kesehatan yang diserahkan di Gedung Wanita Betelalenok Atambua, Kamis (17/09/2020).

Namun, usai perhelatan Pilkada dan telah diketahui hasil kalah dalam Pilkada 2020, tepatnya awal Tahun Anggaran 2021 dimana saat itu Willy Lay dan Ose Luan masih menjabat Bupati dan Wakil Bupati Belu, sebanyak 6.806 peserta penerima bantuan iuran Jaminan kesehatan Daerah (Jamkesda) langsung dikeluarkan oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan karena tidak dianggarkan lagi oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Belu.

Proses pelantikan bagi pemenang hati rakyat Belu Pilkada 2020 pun berjalan dan akhirnya 21 April 2021, Dokter Agustinus Taolin, SpPD-KGEH, FINASIM dan Dr. Aloysius Haleserens, MM resmi dilantik menjadi Bupati dan Wakil Bupati Belu.

Hanya dalam waktu singkat, tepatnya tanggal 1 Agustus 2021 dilaksanakannya Progam Pengobatan Gratis bagi seluruh masyarakat kabupaten Belu hanya dengan menggunakan Kartu Tanda Penduduk elektronik (e-KTP), NIK ataupun Kartu Identitas Anak (KIA).

Tak tanggung-tanggung, Pemda Belu setiap tahunnya mengeluarkan anggaran Rp20-an Miliar Rupiah untuk menjaminkan kesehatan masyarakatnya apabila sewaktu-waktu membutuhkan pengobatan gratis.

Anggaran senilai Rp20-an Miliar Rupiah yang diberikan cuma-cuma bagi masyarakatnya ini apabila dengan jumlah uang tersebut, seorang Pemimpin Bupati dan Wakil Bupati Belu dengan “EGO” nya, bisa menggunakan uang itu hanya untuk proyek infrastruktur atau proyek fisik lainnya.

Itulah ketulusan hati dalam memimpin yang dimiliki oleh Seorang Bupati Belu, dokter Agustinus Taolin, SpPD-KGEH, FINASIM yang mana hingga saat ini program pro rakyat kecil, pengobatan gratis masih terus berjalan yang kini sedang cuti calonkan diri bersama Yulianus Tai Bere untuk menjadi Bupati dan Wakil Bupati Belu periode 2024-2029. (*/Ronny/tim)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *